Succinct Monologue

Writing, Sharing, Reading, Being Understanding

Going Extra Miles and Extra Fast with KAI

Credit from Pinterest

Wajah Kereta Api di Indonesia


Menilik tentang dunia perkeretaapian memang memberi kesan tersendiri bagi siapa saja. Tak bisa dipungkiri bahwa perbaikan dan pengembangan terus dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang sampai saat ini masih menjadi operator utama penyelenggara perkeretaapian nasional di Indonesia. Mulai dari pelayanan, fasilitas, hingga infrastruktur seolah terus digenjot demi menjadi moda yang paling unggul bagi pengguna jasa transportasi di negara kita. Bagaimana tidak? Kita semua tahu benar bahwa semakin hari kapasitas layanan jalan yang ada semakin terbatas. Oleh karenanya, kereta api yang notabene memiliki layanan jalur sendiri menjadi semakin unggul dibanding kompetitor jasa transportasi lainnya. Terlebih dengan perkembangan teknologi perkeretaapian yang semakin cepat, aman, hemat energi, dan ramah bagi lingkungan.

Sejalan dengan semakin cerahnya masa depan perkeretaapian di masa mendatang, sudah seharusnya diimbangi pula dengan manfaat yang dapat digunakan secara maksimal tanpa mengesampingkan peningkatan pada aspek keselamatan dan keamanan. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan namun hingga kini perkeretaapian di Indonesia dinilai belum mampu memenuhi jumlah pengguna jasa yang ada terutama di hari-hari besar seperti momen mudik lebaran. Selain itu beberapa keluhan juga masih terus-menerus datang seperti keterlambatan jadwal perjalanan kereta, kenaikan harga tiket maupun pembatalan jadwal perjalanan secara tiba-tiba. Oleh karena itu, dalam menanggapi berbagai keluhan yang ada, responsivitas yang baik dari PT.KAI sangat diperlukan, diantaranya responsivitas yang mengindikasikan kinerja maupun budaya PT.KAI yang berupa integritas, profesional, keselamatan, inovasi, dan pelayanan prima.



Langkah Aksi Menata Kereta Api


Jurus pemerintah menata perkeretaapian nasional dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN). Dokumen ini berisi kebijakan, strategi, dan program yang terstruktur, rinci, dan terjadwal mengenai revitalisasi perkeretaapian nasional, termasuk rancangan investasi dan rencana bisnis perkeretaapian Indonesia 20 tahun kedepan.
Selain tujuan untuk memperlancar jasa transportasi manusia yang merupakan tujuan dari penyelenggaraan perkeretaapian, peluang untuk meningkatkan pangsa pasar kereta api sebagai jasa pengangkut komoditas barang juga masih terbuka lebar terutama di daerah-daerah yang berada di kepulauan Sumatera dan Kalimantan. Hal tersebut juga sejalan dengan salah satu poin yang terdapat dalam RIPN yakni jaringan perkeretaapian nasional direncanakan mencapai 12.100 km yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantar, Sulawesi, dan Papua.


KAI di Masa Mendatang – Going Extra Miles and Extra Fast with KAI


High Speed Railway Taiwan
Credit from Pinterest

Mencontoh dari kesuksesan negara Taiwan yang hanya merupakan sebuah pulau, kini telah memiliki ekonomi yang terintregasi dengan baik berkat kemajuan perkeretaapiannya. High Speed Railway (HSR) milik Taiwan yang tidak kalah dengan rekannya di Eropa maupun Jepang, telah menjadi transportasi yang multimoda dengan kecepatan hingga 300km/jam dan menjadi transportasi yang unggul di negaranya. Pengalaman Taiwan tersebut dalam menghubungkan the island economy-nya dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia dalam pengembangan teknologi perkeretaapian di masa mendatang.

Kenapa harus Taiwan?

Banyak fakta menarik yang bisa kita pelajari dari sana. Pada umunya hampir seluruh negara yang memiliki kereta api super cepat ialah merupakan negara yang perekonomiannya telah maju, mengingat besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun kereta api super cepat. Namun perjalanan negara Taiwan yang sebelumnya merupakan negara berkembang inilah yang membuatnya menarik. Berkat kemajuan dunia perkeretaapiannya, Taiwan mampu naik kelas menjadi sebuah negara yang maju.

Untuk Indonesia sendiri, kereta api super cepat mungkin dapat dibangun antara Jakarta dan Surabaya yang merupakan dua pusat perekonomian terbesar di Indonesia. Hal tersebut juga dinilai mampu menjadi nilai tambah untuk rute perjalanan koridor pantai utara Jawa (Pantura) yang masih akrab dengan problem kemacetannya.

Namun demikian, kereta api super cepat bukanlah strategi transportasi yang dapat diadopsi mentah-mentah oleh sebuah negara terlebih negara seperti Indonesia. Karena beda negara, tentu beda kondisinya. Dari segi topografi, geografi, luasan, budaya, dan tentu infrastruktur transportasi eksistingnya. Selain itu, dibutuhkan pula investasi pendidikan masinis dan kru serta sosialisasi bagi pengguna, sehingga akan didapat jawaban tentang benarkah Indonesia membutuhkan kereta api super cepat untuk jalan keluar bagi permasalahan kemacetan di kota-kota dan pendongkrak perekonomian bangsa? Apapun jawabannya, semoga dunia perkeretaapian di Indonesia semakin baik di masa mendatang sehingga siapapun dapat menempuh jarak sejauh mungkin dan secepat mungkin dengan jasa transportasi kereta api Indonesia.

Keputusan untuk menolak atau menunda rencana Kereta Api Super Cepat bukan berarti menentang kemajuan – Gines de Rus, economic from Spanyol





Referensi :
www.repository.ugm.ac.id
Ibid
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Kementerian Perhubungan
Transportasi dan Investasi karya Bambang Susantono, Ph.D